Kondisi tubuh Dimas Ardiansyah sebelum dikebumikan |
Sebulan tinggal bersama ayah tiri, Dimas Ardiansyah (3,5) mendadak tewas mengenaskan.Di tubuhnya ditemukan luka bekas setrika dan tapak sepatu. Kematian
bocah periang itu dicurigai akibat disiksa ayah tirinya berinisial Dik.
Kini jasad Dimas telah disemayamkan di kampung kelahirannya, Gang Nangka
Desa Tanjungputus, Kec. Padangtualang.
Saat ditemui, ibu kandung korban,
Agustiati Manda Sari (25) di rumah orang tuanya Kecamatan Padang Tualang mengisahkan awal kejadian dan kepindahan
mereka ke Jl. Karya Baru, Sinembah Satu, Kel. Helvetia Timur Medan.
Diceritakan Sari, sejak cerai dengan ayah Dimas, ia bekerja sebagai
pembantu di Medan. Sampai akhirnya ia kenalan dengan Dik, security di
Komplek Guru Sinembah.,selama tinggal di Medan bersama suami keduanya, Dimas juga
dibawa serta. Dan sejak saat itu, hari-hari Dimas lebih banyak
dihabiskan bersama Dik.”Tiap hari Dimas itu sama ayah tirinya, mulai dari makan, sampai
mengganti pakaiannya. Pokoknya yang mengurusnya bapak tirinya tadi.
Memang sering saya dengar dia menangis kalau lagi dimandikan misalnya.
Tiap saya tanya, dia mengatakan kalau Dimas menangis karena matanya
perih kena sabun. Ya saya kira betul jugalah,” ketus Sari.
Sari juga kerap melihat Dik membawa Dimas pergi menjauh dari rumah
tiap kali menangis. “Karena saya baru bersalin, perhatian saya untuk
mengurus Dimas memang tidak ada sama sekali,“ ujarnya seraya mengaku
tiap harinya Dik pulang ke rumah untuk makan siang.”Memang ada saya kurang enak hati saat itu, saya melihat suami kedua
saya memegang kayu. Saya kira kayu itu dibawanya untuk jaga-jaga di pos
security,” lirihnya.
Sari juga mengakui kalau saban malam, Dimas selalu dapat perlakuan
tak wajar. “Setiap malam mau tidur, kedua kaki Dimas diikat pakai
sarung. Begitu juga dengan dadanya, diikat kain dan badannya dipakaikan
jaket,” jelas Sari.Meski meronta kepanasan karena dipakaikan jaket dan diikat kakinya,
tapi Dik tak mau melepaskan pakaian yang dikenakan korban. Dik beralasan
kalau di rumahnya banyak nyamuk. Sedangkan kaki korban yang diikat
katanya biar korban tidak lasak bila tidur malam.
Meski rada aneh melihat kelakuan suaminya tersebut, tapi Sari tak
bisa berbuat banyak. Sampai akhirnya, Rabu (9/7) sekitar pukul 14.15
WIB, Dimas tiba-tiba mengigil kepanasan lalu kejang-kejang dan
mengeluarkan buih dari mulutnya. Selanjutnya korban dilarikan ke RS
Sufina Aziz. Tak berapa lama ditangani dokter, korbanpun menghembuskan
nafas terakhirnya.“Dibilang dokter, korban ada masalah dengan paru-paru dan
jantungnya,” ujar Sari yang ditemui di rumah orangtuanya, Selasa (15/7).
Begitu mengetahui Dimas sudah tak bernyawa lagi, Dik buru-buru
mengurus jenazahnya. Oleh Sari kematian putranya tadi langsung
diberitahukan kepada keluarganya di kampung. Tak berapa lama kemudian,
beberapa kerabat dekat Sari datang ke Medan hendak mengambil jenazah
Dimas untuk dimakamkan di Padang Tualang.
Meski sempat terjadi perdebatan antara keluarga Sari dengan Dik yang
melarang jenazah Dimas dibawa pulang. Bahkan, Dik sempat mengatakan
kalau jenazah sudah disempurnakan dan jangan dibuka-buka lagi kain
kafanya, dan keluarga diminta langsung saja mengebumikannya.
Setiba di Padang Tualang, keluarga yang merasa ada kejanggalan,
kembali membuka kain kafan pembalut tubuh Dimas untuk kembali
dimandikan. Saat itulah keluarga dan pelayat melihat beberapa tanda aneh
di tubuh Dimas seperti bekas memar dan lembam.
Agustiati Manda Sari(25) Ibunda Dimas |
Bahkan yang mencurigakan, ada bekas setapak tangan orang dewasa
dibagian lambung atas sampai ke dada korban. Bahkan ada juga bekas
strika dan tapak sepatu di dada korban.“Banyaknya bekas bekas aneh tadilah membuat kami meyakini kematian
korban itu tidak wajar,” jelas paman korban mengaku akan membawa masalah
ini ke hukum.
Tambah Sari lagi, sejak kematian anak sulungnya tersebut, sampai hari
ini suaminya Dik tak pernah datang ke Padang Tualang menjenguk dirinya
ataupun menanyakan kabar mereka.
“Nggak ada datang dia (Dik-red) kemari menanyakan kabar kami ataupun
menanyakan kondisi anaknya yang baru lahir. Begitu juga dengan
keluarganya, nggak ada yang menjenguk kami,” ketusnya seraya berharap
polisi segera mengungkap kasus ini.
Anak Bangsa :Menatap Mentari Di Kaki Ufuk Dengan Penuh Asa..........
0 komentar:
Post a Comment