Utuh (35) dan keluarganya, didepan rumah (gubuk) berukuran 3m x 4m. |
Pasangan suami istri, Utuh (35) dan Siti Patimah (45) serta anaknya Jumaidi (7)warga Dusun I Desa Pamatang Cengal Barat Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat, mereka mendiami sebuah rumah berukuran 3m x 4m, dengan lantai berbahan kayu dan batang pinang yang di belah empat, inding tepas dari bambu dan beratapkan dari daun rumbia.
Sudah empat tahun lebih, mereka mendiami rumah atau lebih tepat gubuk tersebut,mereka sangat membutuhkan membutuhkan bantuan perbaikan rumah.Sehari hari Utuh bekerja sebagai nelayan/pencari kerang dari pekerjaan tersebut Utuh hanya mampu mendapatkan penghasilan sebesar Rp.20.000,-/hari. Dengan kondisi penghasilan yang sangat jauh dari cukup itu Utuh bertahan dalam dalam ganasnya gelombang kehidupan,jangankan untuk memperbaiki rumah,untuk makan saja mereka sudah sangat kesulitan ditambah lagi dengan kondisi harga harga bahan pokok sekarang yang telah melangit.
Selain membutuhkan bantuan untuk perbaikan rumah Utuh juga sangat mengharapkan adanya pihak pihak yang membantunya mendapatkan sampan yang akan dipergunakannya untuk melaut mencari ikan dan kerang.Utuh berharap Pemerintah Kabupaten Langkat ataupun Dinas Perikanan dan Kelautan Kab.Langkat dapat memberikannya bantuan pengadaan sampan tersebut.Dengan adanya sampan tersebut Utuh berkeyakinan kebutuhan hidup keluarganya akan bisa terbantu.
"Kadang kadang jika air pasang naik aku kesulitan mencari kerang dikarenakan tidak adanya sampan,,dalam mencari kerang,aku hanya mengunakan kaki (dengan perabaan kaki) jika kakiku menyentuh kulit kerang baru keuselami untuk mengambil kerangnya dan paling banyak kudapat sekitar 20 kg itupun jika pasang besar,2 kali sebulan. kata Utuh , Minggu (27/2), di gubuknya Desa Pematang Cengal Barat
“Jika pasang mati, kami hanya bisa mendapatkan kerang sebanyak 10 kg,kerang yang di dapat rata rata berjenis nibung (Kerang serong)dijual seharga Rp1000/kg, jika kerang itu halus. Sementara untuk kerang kasar yang didapat, bisa seharga Rp2000/kg, dan lain dengan jenis kerang batu (kerang dagug), serta kerang bulu, yang harganya bisa mencapai Rp4000/kg,”dan kerang tersebut wajib dijual kepada tokenya,hal ini dikarenakan sampan yang dipakai Utuh untuk mencari kerang milik toke itu,tidak setiap hari mencari kerang dalam satu bulan terkadang kami harus pere (tidak bekerja) hingga 8 hari karena saat saat itu kerang tidak banyak dan kalaupun kami kerja hasilnya sedikit sekali kata Utuh lagi.
“Andaikan kami punya sampan, kami, bisa mencari kerang dan kepah, dan kami bebas menjual hasil tangkapan kami kepada agen lain tergantung harga pasaran tidak seperti sekarang harga ditentukan toke cetus Utuh lagi.
3 komentar:
semoga rejeki mereka berlimpah..
di tempat kami harga jauh lebih baik .. yah mungkin infrastuktur nya belum mendukung hingga harga jauh dari harga yang pantas .
dan semoga hal ini menjadi perhatian dinas terkait
terima kasih atas kunjungannya sobat berdua
Post a Comment