Home » , , , , , » Fauza Syafitri Berjuang Sampai Akhir

Fauza Syafitri Berjuang Sampai Akhir

Posted by Anak Bangsa

Tempatkan Iklan Anda disini..


Tadi Pagi saya mendapat kabar dari adik perempuan Nuralamsyah,kabar yang begitu mengejutkan.Nani Adik Nur Alamsyah mengatakan kepada saya "Bang Fauza Meninggal...." tertengun saya mendengar kabar itu seakan tidak percaya...terlintas di pelupuk mata baru beberapa hari yang lalu saya dan seorang sahabat (Erwin) Jurnalis Media TV swasta nasional mengunjungi Fauza dan orang tuanya,kami berencana mencoba membantu meringankan beban Fauza dan kedua orang tuanya,kami mencoba mengangkat permasalahan yang dihadapi Fauza dan keluarga terutama kondisi fisik Fauza yang belakangan ini membutuhkan bantuan medis.Kami mencoba mengetuk hati pemirsa televisi untuk mencoba memberitakan apa dialami Fauza Syafitri setelah Operasi (setahun yang lalu di RS H.Adam alik Medan = Embun Mulai Menetes Buat Fauza Syahfitri) pemasangan slang di tubuh Fauza yang mengalirkan cairan dari kepalanya ke lambung,belum kelihatan hasil dari usaha kecil kami tersebut Fauza telah menghadap sang Khalik Fauza pergi dengan membawa deritanya....,terbayang di kepalaku tubuh kecil kurus (sangat kurus....) dengan kepala yang tetap besar dikibatkan penyakit hydrochepalus yang dideritanya.....tak sanggup rasanya membayangkan tubuh kecil Fauza tersebut....,beberapa hari yang lalu saya dengan sahabatku Erwin (jurnalis sebuah TV)menyambangi rumah orang tua Fauza yang sangat......sangat....sederhana (maaf....) jauh dari hunian layak pada umumnya.Ketika kami sampai kami di sambut Ayah dari Fauza,Nur Alamsyah dan mempersilakan kami masuk kerumah yang hanya beralaskan tanah....ketika kami masuk ke dalam kami melihat seorang anak kecil yang kira2 berusia 3 thn (anak tertua dari pasangan NurAlamsyah-Mursinem) sedang bermain di samping ibunya Fauza sedang menggiling cabe dengan menggunakan alat yang sederhana yang terbuat dari Batu,kami berdua masuk keruangan tamu yang sekaligus dapur,rumah tersebut hanya terdiri dari dua ruangan,kamar tidur dan ruang tamu yag sekaligus dipergunakan sebagai dapur.Saya langsung mengenalkan Erwin kepada Alam dan mengatakan maksud kedatangan kami,Alam sangat menyambut baik niat kami tersebut setelah beberapa saat berbicara sahabatku Erwin memohon izin kepada Ibu Mursinem (ibunda Fauza) untuk melihat Fauza di dalam kamar...,kami masuk kedalam kamar dan melihat Fauza lagi tertidur pulas diatas tempat tidur yang sangat sederhana,terlihat diatas tempat tidur seorang anak yang (maaf....) sangat kurus dengan kepala yang besar.....,kemudian Erwin mengeluarkan senjatanya sebagai jurnalis televisi dari dalam tas sandangnya sebuah kamera video,Erwin memulai aksi naluri jurnalisnya merekam kondisi Fauza dari berbagai sudut.Setelah beberapa saat kami kembali keluar dari kamar tsb dan Erwin kembali dengan naluri jurnalisnya mewawancarai kedua orang tua Fauza Syahfitri.Selang beberapa saat kami permisi dari rumah keluarga yang sangat sederhana dan tanpa penerangan listrik tersebut,kami bersama berharap semoga dengan niat kecil kami ini,bisa membantu perbaikan kondisi Fauza,melalui liputan yang dibuat Erwin dan dapat menggugah hati permirsa televisi.Semoga..........

Itulah saat terakhir sekali saya melihat Fauza,dan sampai saat ini saya belum tau pasti apakah liputan Fauza yg dibuat Erwin tersebut telah disiarkan dimedia televisi cuma yang pasti Erwin dan teman temanya telah mengirimkan liputan tersebut ke stasiun televisi masing masing.

Begitu mendengar berita tentang wafatnya Fauza Syahfitri saya mencoba mengirimkan kabar duku ini via sms kepada saudariku Kwek lina's yang telah banyak berperan dalam membantu dan memantau perkembangan Fauza,setelah selesai "berkirim" sms saya langsung menuju kediaman orang tua Fauza,sesampai disana saya melihat telah ada orang orang yang bertakziah (melayat)ke rumah duka tersebut.....rumah kecil tersebut rasanya tidak sanggup menampung para kerabat dan jiran tetanga yang datang untuk menunjukan rasa duka dan memberikan dukungan kepada keluarga yang telah ditinggal "pergi" si buah hati.Saya melihat banyak kerabat dan jiran tetangga yang membantu dengan segala cara ada yang memberikan sekedar tanda turut berduka cita dalam bentuk uang,bahn bahan keperluan dapur seperti beras,ikan,ayam dan sebagainya dalam hal ini saya begitu terharu dan bangga terhadap kebiasaan tersebut yang mungkin masih banyak diterapkan di berbagai daerah di Indonesia jiwa kebersamaan dan kegotong-royongan yang sangat kental begitu terasa.....
Sahabatku kulihat begitu tegar menghadapi cobaan ini,tidak ada setes air matapun yang jatuh dari kelopak matanya...begitu tegar menghadapi kepergian putri tercintanya,saya hanya dapat mengatakan kepada sahabatku tersebut "sesayang sayangnya kita kepada Fauza,Allah lebih sayang kepadanya dan mungkin ini jalan terbaik yang telah disediakan Allah untuk Fauza" selang beberapa saat dilaksanakan rangkaian kegiatan fardu kifayah di mulai (sesuai dengan ajaran agama Islam yang dianut keluarga tersebut) dari proses memandikan,menshalatkan hingga menguburkannya...........semua berlangsung dengan tertib dan lancar."Selamat Jalan Ananda Fauza Syahfitri semoga Allah SWT senantiasa memberikan tempat yang terbaik disisinya di Syurga Jannatun Naim"...................

Anak Bangsa yang berusaha belajar dari kehidupan nyata..............



0 komentar: