Sumber :Sumut Pos
10:05 | Friday, 23 April 2010LANGKAT–Warga Jalan Pelita Lingkungan I, Kelurahan Beras Basah, Kecamatan Pangkalan Susu, Langkat, Kamis (22/4) pagi sekira pukul 07.30 WIB, heboh atas penemuan jezanah bayi di parit jalan lingkungan setempat.
Ibu bayi, Yusnar Wilis (45), adalah seorang guru SD berstatus PNS dan bertugas di Desa Sei Meran. Kini Yusnar Wilis menjalani perawatan di RSU Pirngadi Medan akibat pendarahan, yang diduga terjadi ketika melahirkan bayi itu.
Jasad bayi berjenis kelamin laki-laki itu pertama kali ditemukan Sutrisno (40). Sutrisno mengaku melihat bungkusan baju berwarna biru di dalam parit saat mengeluarkan ternak bebeknya dari kandang. Awalnya dia mengira di dalam bungkusan itu adalah bangkai tikus.
“Seperti biasa saya mengeluarkan bebek di belakang rumah. Kebetulan saya melihat sebuah bungkusan warna biru di dalam parit. Saya kira itu bangkai tikus karena nampak seperti ada ekor. Tapi sepintas, ekor itu mirip tangan bayi, makanya saya memeriksa bungkusan itu. Ternyata benar, di dalam bungkusan itu ada sesosok bayi,” kata Sutrisno gugup.
Sutrisno lalu kembali ke rumah dan menceritakan temuan itu kepada istrinya. Sutrisno dan istri kemudian bergegas ke rumah ketua RT. Lalu oleh Ketua RT, informasi itu diteruskan ke Polsek Pangkalan Susu.
Sutrisno menceritakan, pada kain pembungkus bayi ada tulisan Darus Rafani. Dari sinilah awal terbongkarnya pemilik bayi malang tersebut. Ibu bayi tak lain adalah kakak ipar Sutrisno bernama Yusnar Wilis.
Sutrisno mengaku mengenal baik tulisan Darus Rafani di kain pembungkus jasad bayi itu. Sebab, kain itu kerap dilihatnya di rumah kakaknya karena digunakan sebagai kain lap.
Sutrisno pun langsung menghubungi Yusnar yang tengah menjalani perawatan di RSU Pirngadi Medan karena mengalami pendarahan. “Saya langsung curiga kepada kakak ipar (Yusnar, red) karena baju pembungkus bayi itu kerap digunakan Yusnar sebagai kain lap di rumahnya,” kata Sutris.
Sutrisno pun langsung menghubungi Yusnar yang tengah menjalani perawatan di RSU Pirngadi Medan karena mengalami pendarahan. “Saya langsung curiga kepada kakak ipar (Yusnar, red) karena baju pembungkus bayi itu kerap digunakan Yusnar sebagai kain lap di rumahnya,” kata Sutris.
Sutrisno lalu menelpon kakak iparnya. “Kak, kau ada buang anak bayi?” tanya Sutris. Tapi Yusnar mengelak dan membantah tudingan itu.
“Mana ada aku membuang bayi? Aku tidak hamil,” ucap Sutris menirukan kakak iparnya.
Meski mengelak, namun pihak keluarga tetap mendesak Yusnar mengakui bayi malang itu. “Setelah didesak berulang kali, barulah dia mengaku pemilik bayi dan memang membuangnya,” ujar Sutrisno.
Meski mengelak, namun pihak keluarga tetap mendesak Yusnar mengakui bayi malang itu. “Setelah didesak berulang kali, barulah dia mengaku pemilik bayi dan memang membuangnya,” ujar Sutrisno.
Tika Alamanda (21), putri Yusnar Wilis dari suami keduanya, kepada wartawan mengaku tidak tahu bayi itu milik ibunya. Sebab, dia tak pernah tahu bahwa ibunya mengandung.
“Saya tidak tahu ibu sudah hamil, sebab dia tidak pernah cerita kepada kami, tahunya ada bayi di belakang rumah. Saya dapat kabar dari Pak Lek (Sutrisno, red). Waktu itu Pak Lek nelpon,” sebutnya.
“Saya tidak tahu ibu sudah hamil, sebab dia tidak pernah cerita kepada kami, tahunya ada bayi di belakang rumah. Saya dapat kabar dari Pak Lek (Sutrisno, red). Waktu itu Pak Lek nelpon,” sebutnya.
Menurut Tika, ibunya memang jarang tinggal di rumah. Dia lebih suka tinggal di rumah temannya sejak berpisah dengan bapaknya.
“Kami tidak ada curiga ibu hamil. Yang kami tahu ibu punya penyakit gula dan ginjal. Sewaktu kami tanya soal perutnya yang membesar, ibu mengaku penyakit gulanya kambuh,” ujarnya.
Dia mengatakan, ketika ibunya diduga melahirkan Rabu (21/4) malam, ibu kebetulan pulang ke rumah menjenguk mereka sekaligus membawa makanan. Saat itu ibunya mengaku mengalami pendarahan. “Memang malam itu dia sakit parah, katanya pendarahan. Kami kira penyakit gulanya kambuh, makanya kami bawa ke Pirngadi,” kata Tika.
Dia mengatakan, ketika ibunya diduga melahirkan Rabu (21/4) malam, ibu kebetulan pulang ke rumah menjenguk mereka sekaligus membawa makanan. Saat itu ibunya mengaku mengalami pendarahan. “Memang malam itu dia sakit parah, katanya pendarahan. Kami kira penyakit gulanya kambuh, makanya kami bawa ke Pirngadi,” kata Tika.
Kapolsek Pangkalan Susu AKP Warsiman mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan motif kematian bayi, sebab pihaknya belum menerima hasil outopsi dari pihak rumah sakit Pirngadi Medan.
“Kita belum tahu bayi itu dibunuh atau tidak karena kita belum menerima hasil outopsi,” katanya.
Jika terbukti dibunuh, kata Warisman, maka yang bersangkutan akan ditetapkan menjadi tersangka dan langsung ditahan. “Ini kan belum pasti. Kalau memang dia yang melakukan, pasti kita tahan. Ini masih diselidiki,” tegasnya. (ndi)
Jika terbukti dibunuh, kata Warisman, maka yang bersangkutan akan ditetapkan menjadi tersangka dan langsung ditahan. “Ini kan belum pasti. Kalau memang dia yang melakukan, pasti kita tahan. Ini masih diselidiki,” tegasnya. (ndi)
0 komentar:
Post a Comment