Home » , , , , , , , » Harapan Remaja ini Pupus Untuk Melanjutkan Pendidikan

Harapan Remaja ini Pupus Untuk Melanjutkan Pendidikan

Posted by Anak Bangsa

Tempatkan Iklan Anda disini..


Rabu, 21 Juli 2010 | 10:21
'Kenapa Aku Tak Boleh Sekolah...'

Rabu, 21 Juli 2010
STABAT-Keinginan AP (15) untuk menjalani hari pertamanya di bangku SMP tak dikabulkan polisi. Remaja yang baru tamat SD itu, terpaksa mendekam di penjara hanya gara-gara jadi juru tulis togas sejenis togel.

Remaja yang sedang mengalami pubertas itu sangat ingin memiliki handphone. Apalagi teman sebaya AP kebanyakan sudah memiliki seluler itu. Minta pada ortunya, AP malah kena marah. Dari hari ke hari keinginan itu semakin mengusiknya.

Keresahan itu disampaikan pada temannya. Oleh temannya, AP ditawarkan jadi juru tulis judi nomor. Upah yang ditawarkan lumayan bagi remaja seusia AP. Dari hasil omset, AP mendapat 7 persen. Tergiur dengan tawaran itu, tanpa memikirkan resiko yang bakal diterimanya, AP menerima pekerjaan tersebut.

Di benaknya yang polos, hanya terbayang dia bakal memiliki handphone jika mengumpulkan uang dari hasil pekerjaannya. Keinginan itu begitu keras, sehingga dia tidak menceritakan pada ayah dan ibunya soal pekerjaan itu. Dia tak ingin gagal memiliki handphone.

AP lalu memilih lokasi mangkalnya di warung Pak Kliwon, Jalan Bambuan, Kelurahan Perdamean, Kecamatan Stabat, Langkat, tak jauh dari kediamannya. Namun masih beberapa hari beraksi, aksi AP harus terhenti. Tertanggal 7 Juni lalu, petugas meringkusnya dengan barbut handphone Motorolla C115 berikut uang penjualanan sebesar Rp78 ribu, dua lembar kertas karbon, pulpen warna hitam dan kertas rekapan nomor yang berisi angka tebakan.

AP tak bisa berbuat apa-apa, meski airmatanya terus mengalir dan memohon belas kasihan petugas, namun ABG itu tetap diboyong ke markas Polsek Stabat. Ibnu (45), ayah AP memohon pada petugas agar penahanan anaknya ditangguhkan. Namun permohonan itu ditolak. AP diharuskan mendekam dalam tahanan.

“Aku ingin kali punya hape, makanya waktu ditawari jadi tukang tulis Togas aku mau aja. Aku sudah berangan-angan uang itu akan kukumpulkan untuk beli hape,’’akunya sembari tertunduk malu.

Akibat penahanan itu, AP tak dapat melanjutkan pendidikannya. Padahal ayahnya sangat ingin agar anak ketiga dari 5 bersaudara itu melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP. Untuk kesekian kalinya, Ibnu bermohon pada petugas. Namun lagi-lagi keinginan itu ditolak. Alhasil memasuki hari pertama sekolah, Senin (19/7), AP terpaksa menjalani harinya di balik jeruji besi. Sementara rekan sebaya AP dengan wajah ceria menjalani pendidikan di gedung sekolah yang baru dan teman-teman baru juga.

‘’Kenapa aku tak dibolehkan sekolah. Aku sangat ingin kembali sekolah,’’kata AP dengan wajah memelas.

Dia sangat menyesali perbuatannya. Sama sekali dia tak mengira, untuk menggapai keinginan memiliki handphone, malah harus dibayarnya mahal dengan mendekam di dalam penjara, bergabung dengan penjahat lainnya.

Ap sebelumnya meringkuk di sel Polsek Stabat berstatus tahanan polisi. Berkasnya kini dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Stabat. Oleh jaksa, AP dititipkan ke rumah tahanan negara (Rutan) Tanjung Pura. (darwis)


0 komentar: