KAKAK-ADIK YANG DIHAMILI AYAH
Selasa,24 Agustus 2010
LANGKAT-Andai saja tak ingat dosa, mungkin kakak beradik ini sudah lama mengakhiri didup dengan bunuh diri. Tapi, kenyataan tetaplah kenyataan. Meski kini keduanya telah mengandung benih yang ditanam paksa ayah kandung mereka sendiri. Tapi Mawar , dan adiknya Melati , bukan nama sebenarnya, tetap tegar dan berusaha menelan pil pahit itu dengan lapang dada.
Walau terus dibayangi kisah kelam masa lalu, tapi kedua wanita yang jadi korban kebuasan nafsu ayah kandungnya itu, tetap ingin meneruskan hidup. Untuk saat ini, menikah adalah satu-satunya keinginan kedua gadis yang tak gadis lagi itu. Ya, jika tak aral aral melintang, usai Lebaran Idul Fitri ini Mawar akan menikah dengan seorang pemuda asal NAD. “Pemuda itu ngaku mau menerimaku apa adanya, dia juga tahu kalau aku telah hamil 6 bulan bang. Mudah-mudahan saja apa yang kami rencanakan ini terlaksana,“ ungkap Mawar sembari mengusap pelan perutnya yang telah membuncit,lanjut Mawar, pemuda berjiwa besar yang bersedia mempersuntingnya itu bekerja sebagai tukang dodos sawit tak jauh dari tempat tinggal mereka di Desa Pangkalan Siata, Kec Pangkalan Susu, Kab Langkat. “ Dia kerjanya tukang dodos (memanen buah sawit dari pohonya) sawit bang, kami kenalan beberapa waktu lalu. Aku sudah cerita semuanya sama dia, katanya dia mau menerimaku yang telah dirusak ini,” beber Mawar tanpa bersedia menyebutkan indentitas pria yang dianggapnya sebagai pahlawan dan berhati mulia itu. Ini diakui Mawar saat diwawancarai POSMETRO MEDAN, usai memberikan keterangan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Langkat, Senin (23/8). Siang itu sekira pukul 13.00 WIB, Mawar datang ke kantor polisi ditemani ibunya Paini (43),adiknya Melati,yang juga tengah hamil 4 bulan.
Walau terus dibayangi kisah kelam masa lalu, tapi kedua wanita yang jadi korban kebuasan nafsu ayah kandungnya itu, tetap ingin meneruskan hidup. Untuk saat ini, menikah adalah satu-satunya keinginan kedua gadis yang tak gadis lagi itu. Ya, jika tak aral aral melintang, usai Lebaran Idul Fitri ini Mawar akan menikah dengan seorang pemuda asal NAD. “Pemuda itu ngaku mau menerimaku apa adanya, dia juga tahu kalau aku telah hamil 6 bulan bang. Mudah-mudahan saja apa yang kami rencanakan ini terlaksana,“ ungkap Mawar sembari mengusap pelan perutnya yang telah membuncit,lanjut Mawar, pemuda berjiwa besar yang bersedia mempersuntingnya itu bekerja sebagai tukang dodos sawit tak jauh dari tempat tinggal mereka di Desa Pangkalan Siata, Kec Pangkalan Susu, Kab Langkat. “ Dia kerjanya tukang dodos (memanen buah sawit dari pohonya) sawit bang, kami kenalan beberapa waktu lalu. Aku sudah cerita semuanya sama dia, katanya dia mau menerimaku yang telah dirusak ini,” beber Mawar tanpa bersedia menyebutkan indentitas pria yang dianggapnya sebagai pahlawan dan berhati mulia itu. Ini diakui Mawar saat diwawancarai POSMETRO MEDAN, usai memberikan keterangan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Langkat, Senin (23/8). Siang itu sekira pukul 13.00 WIB, Mawar datang ke kantor polisi ditemani ibunya Paini (43),adiknya Melati,yang juga tengah hamil 4 bulan.
Benih dirahim Mawar dan Melati adalah hasil perbuatan ayah kandung mereka Khairuddin (45). “ Aku dikerjai ayah sejak tahun 2006 lalu hingga sekarang, aku nggak ingat lagi sudah berapa kali ayah melakukan perbuatan biadab itu. Pokoknya tiap ada kesempatan, baik siang dan malam, ayah pasti memperkosaku,” kenang Mawar dengan mata berkaca-kaca. Lanjutnya, akibat perbuatan Khairuddin, tahun 2008 lalu, ia pun hamil. Tragisnya, untuk menutupi aib itu, Mawar langsung diungsikan ayahnya ke Tanjung Pura.
“Di sana aku tinggal di rumah salah seorang keluarga kami, waktu itu usia kandunganku 6 bulan, aku tinggal di Tanjung Pura sampai melahirkan. Selang beberapa bulan, aku melahirkan bayi laki-laki. Meski tak menerima, tapi aku begitu menyangi bayi itu. Tapi Tuhan lebih sayang padanya, makanya saat berusia 3 hari, bayi itu meninggal. Kupikir pasca kejadian itu, ayah mau berubah dan tidak akan mengulangi lagi perbuatanya. Tapi, ayah sepertinya sudah kehilangan akal sehatnya. Ia lebih mendahulukan birahinya ketimbang akal sehatnya. Ia sudah lupa kalau yang digaulinya ini adalah darah dagingnya sendiri. Aku sempat menolak ajakan ayah, tapi dia malah memukul dan mengancamku. Bahkan, ayah mengatakan akan menelantarkan kami semua jika aku tidak bersedia melayani keinginannya. Mendengar ancamannya, aku jadi takut,” kenang Mawar.
“Aku kasihan melihat mamak dan adik-adikku, makanya aku pendam penderitaan ini selama empat tahun lamanya. Seiring itu aku selalu berdoa agar hati ayahku dibukakan ke jalan yang benar. Tapi hati ayah sepertinya sudah buta dan membatu. Ayah terus saja menyetubuhiku kapanpun dia mau. Aksinya berjalan mulus karena setiap hari ibu pergi menderes getah dan kembali pada sore hari. Sementara dua adikku yang lain sekolah. Karena itu di rumah hanya kami bertiga, aku, Melati dan ayah. Rupanya diam-diam ayah juga memperkosa adukku Melati, hingga ia juga hamil 4 bulan. Aku tidak tahu sama sekali tentang hal itu, aku baru tahu setelah warga datang mengamuk ke rumah kami. Aku sedih kali mengetahui adikku juga dirusak ayah,” terang cewek tamatan SD itu.
“Aku kasihan melihat mamak dan adik-adikku, makanya aku pendam penderitaan ini selama empat tahun lamanya. Seiring itu aku selalu berdoa agar hati ayahku dibukakan ke jalan yang benar. Tapi hati ayah sepertinya sudah buta dan membatu. Ayah terus saja menyetubuhiku kapanpun dia mau. Aksinya berjalan mulus karena setiap hari ibu pergi menderes getah dan kembali pada sore hari. Sementara dua adikku yang lain sekolah. Karena itu di rumah hanya kami bertiga, aku, Melati dan ayah. Rupanya diam-diam ayah juga memperkosa adukku Melati, hingga ia juga hamil 4 bulan. Aku tidak tahu sama sekali tentang hal itu, aku baru tahu setelah warga datang mengamuk ke rumah kami. Aku sedih kali mengetahui adikku juga dirusak ayah,” terang cewek tamatan SD itu.
Bahkan, atas perbuatan itu. Mawar mengaku sangat benci, dan sampai kapanpun tak mau bertemu lagi dengan Khairuddin. “Aku benci ayah, kalau bisa sampai kapanpun aku nggak mau melihat mukanya lagi. Hatiku sakit kali bang dibuatnya, aku kasian sama mamak. Aku sedih liat mamak, pagi sore mamak bantuin ayah mencari makan, tapi ayah malah seperti ini, aku membayangkan betapa sakitnya hati mamak sekarang ini,” lirih Mawar lagi dengan deraian air mata. “Ya mudah-mudahan di penjara ayah bertaubat,” doa Mawar seraya bertekad akan membesarkan anak dalam kandungannya itu.
Hal senada juga diakui Melati. “Aku diancam sama ayah, rambutku dijambaknya kalau tidak mau menurut permintaanya. Ayah memperkosaku di suatu malam pada tahun 2008 lalu. Aku nggak ingat lagi tanggal dan harinya, tapi yang pasti tahun 2008, “ terang Melati sambil membetulkan kancing bajunya. “Sekarang aku nggak tahu berapa bulan umur anak yang ada dalam kandunganku ini. Sebab belum diperiksa bidan, lagipula untuk biaya periksanya juga nggak ada. Untuk biaya makan sehari-hari aja, kami pas-pasan bang. Kalau kurasa nggak jauh berbeda dengan kandungan kakakku,” aku Melati terlihat lebih tenang dari Mawar.
Tetap Maafkan Ayah
Tetap Maafkan Ayah
Meski telah dihamili, tapi Melati mengaku tetap memaafkan perbuatan ayah kandungnya. “Kalau ditanya macamana perasaan ini bang, aku nggak tahu lagi mau menjelaskannya kayak mana. Kalau dibilang hancur, ya sehancur-hancurnya. Meskipun begitu aku masih memaafkan ayah. Sebab Tuhan saja maha pemaaf, jadi aku harus memaafkan ayah. Kalau masalah perbuatanya itu, biarlah dia menanggung dosanya. Karena itu, walaupun aku jijik sama melihat mukanya, tapi karena diajak mamak,makanya aku ikut ke kantor polisi ini,”kata Melati.Mendengar pengakuan polos kedua putrinya, Paini pun sontak menangis. “Mungkin akulah ibu yang paling malang di dunia ini. Punya suami malah merusak, bukan melidungi anaknya. Sedihnya, dua anak gadisku yang jadi korbannya, memang biadab betul orang itu. Saya sebenarnya nggak mau datang melihatnya di sini pak. Tapi sejak ia ditangkap polisi, anakku yang kecil ini nggak pernah melihat bapaknya. Dia belum ngerti dengan masalah ini, makannya dia rindu sama ayahnya dan bilang mau melihatnya. Karena itu jugalah kami datang kemari. Amatan POSMETRO MEDAN, pertemuan di ruang SPK Polres Langkat, pertemuan mereka tak tak seperti pertemuan keluarga lainya yang saling melepas rindu satu sama lain. Pertemuan Paini serta anak-anaknya dengan Khairudin diwarnai rasa kebencian. Saat melihat wajah Khairudin muncul dari dalam sel, wajah Paini langsung merah padam,tanpa sadar, Paini menampar dan meludahi wajah suaminya. “ Memang binatang kau bang. Nggak adalah otakmu, tega kau menyetubuhi anakmu sampai hamil kayak gitu. Ya Allah, kok adalah manusia kayak gini, dasar anjxxx, mampuslah maunya kau dalam penjara ini,” cecar Paini dengan emosi yang meluap-luap. “ Puas kau udah, senang kau nengok anakmu bunting. Kau tengoklah itu, itulah akibat perbuatan kau yang jahanam. Teganyalah kau bang, siang malam aku banting tulang nolongin kau cari makan. Rupanya diam-diam kau kerjai anakku di rumah. O..alah, dasar otak binatang,” repet Paini yang hanya beberapa menit membesuk sang suami. Terpisah, Khairuddin yang ditemui kru koran ini mengaku amat menyesali perbuatannya. “Aku mengaku salah pak. Aku khilaf sudah melakukan perbuatan itu pada kedua putriku. Aku minta maaf sama istri dan anakku. Biarlah aku menebus semua dosaku itu di penjara. Aku maklum mereka tidak mau menerimaku lagi, semua ini memang salahku pak,” ketus pria berbadan kurus itu. (Darwis)
Sumber : Pos Metro,medan
0 komentar:
Post a Comment