Korban Ditawari Uang Damai Rp 2 Juta

Posted by Anak Bangsa

Tempatkan Iklan Anda disini..


LANJUTAN KOMPOL ELISABET SIKSA PEMBANTU
Sabtu, 28 Agustus 2010

MEDAN-Kisah kekejaman Kompol Elisabet Siahaan terhadap pembantunya, tampaknya akan berakhir. Pasalnya pihak Ratnasari telah sepakat berdamai dengan tawaran uang Rp2 juta.

Sebagaimana yang diberitakan POSMETRO MEDAN sebelumnya, akhir bulan Juli lalu Ratnasari menjadi korban kekejaman majikannya Kompol Elisabet. Penyiksaan berawal dari hilangnya cincin emas yang selanjutnya dituduhkan pada Ratnasari sebagai pelakunya. Karena tak mengaku gadis di bawah umur itu hingga babak belur. Penyiksaan itu pun berlanjut ketangan Polsek Medan Baru.

Saat disambangi POSMETRO MEDAN di Polsek Medan Baru, Teti (40) ibu kandung Ratnasari tak lagi bersikeras melanjutkan laporannya di polisi. Selain alasan, anaknya sudah selamat keluar dari rumah Kompol Elisabet, pihaknya juga sudah menerima uang damai sebesar Rp2 juta.

”Udahlah bang, yang penting anakku sudah keluar dari rumah itu. Anak ku sekarang sudah bebas, tidak kerja lagi sama ibu itu,” ujar Teti saat ditemui POSMETRO MEDAN, Kamis (26/8) malam, sekira pukul 22.30 Wib. 

Niat Teti melaporkan juga pupus seiring uang damai yang terangnya sudah mereka terima. ”Aku nggak ngerti hukum bang. Sudah lah, kami mau ngambil baju si Ratna dulu ke rumah majikanya itu, biar langsung pulang kami,” ucap Teti yang saat itu berdampingan dengan Kompol Elisabet Siahaan. 

Perdamaian tersebut juga dibenarkan Kompol Elisabet. ”Udah lah, kami udah sepakat berdamai,” ujarnya sembari menaiki mobil pribadi.

Elisabet yang bertugas sebagai Penyidik Direktorat Narkoba Poldasu juga membantah tudingan-tudingan warga yang mengatakan dirinya sering menganiaya pembantunya. ”Gak pernah itu, memang baru kali ini aku punya pembantu dari yang dekat-dekat. Sebelumnya pembantu ku dari Palembang, Padang sama Pekan Baru, dan gak pernah bermasalah,” ujarnya sembari melaju menuju kediamannya di Jl Pabrik Tenun, Kel Sei Putih Tengah, Kec Medan bersama Ratnasari, ibunya Teti dan seorang personil Polsekta Medan Baru, berpakaian preman.

Namun ungkapan Kompol Elisabet tak didukung warga sekitar tempat tinggalnya. Seorang pria yang mengaku sempat mendapat pekerjaan kecil memperbaiki rumah Kompol Elisabet. Saat tengah bekerja itu, seorang pembantu wanita menyuguhkannya air putih. Karena merasa prihatin melihat kondisi si pembantu berwajah lebam, pria yang tak mau menyebutkan namanya itu bertanya. 

”Kutanya pembantunya itu, katanya dia dipukul pakai kayu. Tapi waktu itu pembantunya itu langsung pergi ke kamarnya. Memang agak takut kulihat pembawaanya,” ujar lelaki berambut ikal itu. 

PKPA Siap Dampingi Korban Sampai Pengadilan

Prihatin dengan nasib Ratna, Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA) Medan, menyatakan siap mendampingi pembantu malang itu menjalani proses hukum pelaporan majikannya tersebut.

“Hal ini dimaksudkan agar hukum benar-benar tegak nantinya. Soalnya pelakunya kan polisi, jika korban menghadapinya sendiri, kita tak jamin hukum bisa benar-benar tegak nantinya. Karena bisa jadi pelaku ‘memainkan’ proses hukumnya agar aman dari hukuman,” ungkap salah satu koordinator PKPA Popi SH pada POSMETRO MEDAN. 

Dari itu, Popi menyarankan, supaya kasus ini menjadi pelajaran bagi majikan yang lain juga, hendaknya korban langsung saja datang ke kantor PKPA Jalan Setia Budi Medan untuk melaporkan apa yang dialaminya. ”Dengan begitu, selain kita akan langsung mendampinginya, kita juga akan terus memantau proses hukum pelaku. Jika melenceng dari koridor hukum, secepatnya akan langsung kita laporkan ke semua instansi tertinggi di negara ini agar mendapat tindakan tegas,” tegasnya.(fitra/syahrul)


0 komentar: