Muhammad Afandi-LANGKAT.
Potret buram kembali mencoreng citra Langkat sebagai salah satu Kabupaten Layak Anak di Sumut. Pasalnya, kekerasan terhadap anak dilingkungan sekolah kembali terjadi. Kali ini korbanya MA (12) siswa kelas VI Sekolah Dasar (SD) No 054919, Pasar VI Kacangan, Desa Karang Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.
Keterangan diperoleh Selasa (11/1) menyebutkan, kekerasan tersebut dilakukan oleh oknum guru berinisial DG yang merupakan guru senior dilingkungan sekolah tersebut. Hal ini dijelaskan Nur Aisah (31) warga Dusun VII Pasiran, Desa Karang Gading, Kecamatan Secanggang, Langkat selaku orang tua korban saat melaporkan peristiwa dialami anaknya ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Langkat.
Menurut penjelasan Aisah, kejadian tersebut berawal pada Kamis (6/1) lalu, sekitar pukul 10.00 Wib saat jam istirahat berlangsung. Waktu itu, anaknya berniat untuk membeli jajanan dihalaman sekolah. Namun jajanan yang hendak dibelinya tidak ada, diapun kembali kesekolah dan berjalan diemperan (teras) sekolah yang terbuat dari keramik.
Kebetulan, saat itu halaman sekolah dalam kondisi becek, karena diguyur hujan. Tanpa sadar, korban pun dengan tenang melintasi teras sekolah yang terbuat dari keramik tadi, tanpa membersihkan sepatunya terlebih dulu.
Alahasil, lumpur yang menempel disepatu korrban, mencemari kilatnya keramik dan menyebabkan keramik menjadi kotor. Melihat hal tersebut, DG yang kebetulan mengetahui hal itu, tidak terima dan langsung menarik korban keruangan guru. Di kantor tersebut, masih Aisah, korban menerima perlakuan kasar.
DG memukul bagian tengkuk dan kepala korban sampai sepuluhan kali. Puas melampiaskan amarahnya kepada korban, DG pun memerintahkan korban untuk mengepel keramik yang diinjak korban tadi. Ironisnya, kejadian tersebut disaksikan oleh beberapa tenaga pendidik lainnya, namun tak ada yang melerai sikap keras DG tersebut.
Usai mengepel lantai, anak yatim ini pun kembali masuk keruang kelasnya. Selang beberapa saat, anak bungsu dari tiga bersaudara ini langsung muntah-muntah dan mulai merasa tidak enak pada sekujur tubuhnya.
Begitu sampai dirumah, dia pun menceritakan perihal kejadian menimpa dirinya kepada sang bunda. Oleh ibunya, MA dibawa berobat kedokter anak yang berada dikota Binjai, Sabtu (8/1) lalu. Oleh Dokter , MA diminta untuk sementara waktu tidak bersekolah (harus istirhat) karena kondisinya yang masih lemas.
“Saya bingung atas perlakuan kasar oknum guru itu, saya berharap agar pihak sekolah dapat bertangung jawab atas kejadian yang menimpa anak saya, karena saat ini dia mengalami trauma dan takut untuk sekolah,”ungkap Aisah di kantor KPAID.
Ketua KPAID Langkat Ernis Safrin Aldin didampingi sekertarisnya Reza Fadli Lubis,SH ketika dikonfirmasi membenarkan pihaknya telah menerima laporan atas tindak kekerasan yang dilakukan oknum guru terhadap siswa. Ernis juga sangat menyesalkan atas kejadian tersebut.
“Seharusnya sekolah yang merupakan tempat anak memperoleh haknya untuk belajar dan dididik mengapa harus menerima perlakuan kasar seperti itu dan hal ini bukan yang pertama di Langkat,”sesal Ernis.
0 komentar:
Post a Comment