Langkat-Reza Fahlevi
Nelayan di Desa Tapak Kuda Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten
Langkat, memamfaatkan pipa parolon bekas maupun baru untuk di jadikan sampan
tradisionil, agar mereka bisa melaut dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya,
di keluarganya.
Bahtiar (52) warga Dusun II Desa Tapak Kuda Kecamatan Tanjung
Pura, merupakan pencipta sampan dari bahan baku pipa paralon. Selain bahan pipa
paralon yang di jadikan perut sampan, dirinya juga menggunakan papan seadanya, untuk
membuat dinding sampan agar sampan tersebut terbentuk tinggi dan lebar.
“Sudah banyak masyarakat nelayan di Desa Tapak Kuda ini menempahkan
sampan berbahan pipa paralon kepada saya,”beber Bahtiar.
Dikatakan Bahtiar, selain harganya murah, bahan bakunya juga
gampang di dapat. Namun hanya saja kwalitas dan kekuatannya sampan itu tidak
standar, dari sampan yang berbahan papan semuanya, tutur Bahtiar.
“Untuk satu sampankatanya, para nelayan hanya mengabiskan
dana sebesar Rp1.100.000 per sampannya,”ucap Bahtiar.
Dia juga mengtakan, sampan berbahan pipa paralon itu
berukuran panjang 3,5 meter, dan modal
bahannyan, cuma mengabiskan modal dana sebesar Rp600.000/sampan,- serta biaya
upah sampan tersebut sebesar Rp500.000, dan total pengeluaran nelayan paling
banyak sebesar Rp1.100.000,- ucap Bahtiar.
Dalam satu sampan kata Bahtiar, dirinya di bantu satu orang
pekerja, dan bisa menyelesaikan satu sampan dalam 3 hari saja.
“Bahan dasar pertama di butuhkan pipa paralon 8 inci,
kemudian papan tebal untuk buat gading-gading,
serta papan biasa untuk kebutuhan dinding sampan dan lantai sampan,”kata
Bahtiar, sembari mengatakan jona penangkapan kepeting menggunakan bahan baku
pipa paralon itu hanya di daerah pinggiran saja. Itupun harus hati-hati, sebab,
jika ada dungkul/tunggak kayu, dan menghantam keperut sampan, dipastikan, maka
sampan itu akan bocor,tutur Bahtiar.
“Ya, masyarakat nelayan pencari kepting sebenarnya menanti
adanya bantuan sampan bermesin yang layak di pakai, namun apa boleh buat,
mereka tidak pernah mendapatkan bantuan sampan itu,”beber Bahtiar.
Burhan (62) warga Desa Tapak Kuda, Senin
(10/3) mengatakan, sudah puluhan tahun dirinya sebagai nelayan pembubu kepting,
namun tidak pernah mendapatkan perhatian dari Pemerintah Langkat, terutama dari
Dinas Perikanan Langkat, mengenai ke inginannya yang ingin mendapatkan bantuan
sampan kecil bermesin yang layak pakai tersebut.
Hal serupa juga di Katakan Zulkarnain, menurutnya, seandainya
ada perhatian dari Pemerintah Langkat soal bantuan sampan itu, kemungkinan
produksi penangkapan kepiting yang ditangkap nelayan, akan lebih banyak lagi didapat
dalam setiap harinya.
Sehingga akan terciptapula, akan peningkatan ekonomi di
keluarga nelayan itu, sebab dengan bantuan sampan itu, maka para nelayan akan
bisa melakukan penangkapan kepiting di jona agak tengah lautan, dari yang
belumnya menangkap di pinggiran paluh/anak muara sungai saja, beber Zulkarnain.#
Anak Bangsa :Menatap Mentari Di Kaki Ufuk Dengan Penuh Asa..........
0 komentar:
Post a Comment