Foto : Petani dengan mengunakan rakit pohon pisang mengangkut padi.Yang di panen sebelum waktunya.
Langkat - Banjir yang melanda bebera kecamatan di Kabupaten Langkat khusunya di Kecamatan Tanjung Pura berdampak terhadap tanaman padi dan penduduk di beberapa desa.
Dari pantauan dan data yang di rangkum Camat Tanjung Pura Suriyanto S.Sos, banjir merendam 1.148,5 ha tanaman padi milik petanai siap panen yang tersebar di tujuh desa diantaranya 315 ha di Desa Pematang Cengal Barat, 62 ha di Desa Baja Kuning, 86 ha di Desa
Pekubuan, 170 ha di Desa Karya Maju, 185 ha di Desa Suka Maju, 47 ha di Desa
Pantai Cermin, 303,5 ha di Desa Pematang Cengal (cengal timur).
Disamping itu jumlah penduduk yang terdampak banjir terdiri dari 2.400 KK atau 9.204 jiwa, dengan perincian Desa Pekubuan 925
kepala keluarga (KK) dengan jumlah jiwa berkisar 3.594 jiwa. Pekan Kelurahan Tanjungpura 832 KK atau 3.328
jiwa. Desa Paya Perupuk sebanyak 135 KK atau 545 jiwa. Cengal Barat sebanyak
433 KK atau 1.435 jiwa, dan Desa Teluk Bakung sebanyak 75 KK atau 302 jiwa.
“Data dampak bencana alam banjir sementara
itu, sudah kita laporkan ke Bupati Langkat, BPBD Langkat, Dinas Pertanian dan
beberapa intansi lainnya yang membutuhkan,” ujar Kepala Kecamatan (Camat) Tanjungpura, Suriyanto S.Sos
di dampingi Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Tanjungpura Aliadi.
Disamping itu Aliandi Sekcam Tanjung Pura , menambahkan "banjir kiriman dari sungai Sei
Batang Serangan di Tanjungpura sudah mulai berkurang, namun saja, di dibeberapa
lokasi desa, masih terlihat genangan air, akibat air luapan dari sungai Sei
Batang Serangan itu tidak dapat cepat keluar, di sebabkan lokasi di desa itu
memiliki dataran rendah".
Menurut warga di Desa Pekubuan mengatakan, rumah mereka dimasuki air sudah 4 hari, dan sudah banyak orang yang memoto-moto (foto) namun belum ada relisasi bantuan kewarga.“Rumah warga sudah 4 hari di genangi air, selain itu juga, kami ini petani, dan saat ini kami secara terpaksa harus memanen padi kami lebih awal, dari pada padi kami busuk begitu saja, walaupun kami harus mengalami kerugian,”sebut Mahadi.
Menurut warga di Desa Pekubuan mengatakan, rumah mereka dimasuki air sudah 4 hari, dan sudah banyak orang yang memoto-moto (foto) namun belum ada relisasi bantuan kewarga.“Rumah warga sudah 4 hari di genangi air, selain itu juga, kami ini petani, dan saat ini kami secara terpaksa harus memanen padi kami lebih awal, dari pada padi kami busuk begitu saja, walaupun kami harus mengalami kerugian,”sebut Mahadi.
Dikatakan
dia lagi, saat ini petani didesa Pekubuan sangat mengeluh, sebab padi yang
mereka panen lebih awal belum ada yang mau beli, katanya seraya menambahkan,
kemarin ada petani yang menjual gabah yang baru di panen, dan harga perkilogramnya
sangat rendah, dan hanya berani membayari Rp2.500 per kilogramnya.
“Mudah-mudahan
saja, padi yang kami keringkan ini dengan kodisi bulir yang kurang penuh ada
yang mau membelinya,” Sebut Mahadi, serayamenambahkan, seharusnya petani disini
baru akan memanen padinya antara 10 sampai 15 hari lagi. Namun di karenakan air
menenggelamkan tanaman padi, jadi mereka memanen padinya lebih awal lagi.(Reza Lubis}
Anak Bangsa : Menatap Mentari Di Kaki Ufuk Dengan Penuh Asa..........
0 komentar:
Post a Comment